Dalam persiapan menghadapi SEA Games 2025, pelatih Timnas Malaysia Putri, Joel Cornelli, menyampaikan keprihatinannya mengenai pembagian grup yang dianggap tidak adil. Dengan timnya tergabung dalam “grup neraka”, Cornelli merasa tantangan yang dihadapi timnya akan sangat besar mengingat lawan-lawan yang dihadapi memiliki peringkat tinggi dunia.
Proses drawing cabang sepak bola putri untuk SEA Games 2025 berlangsung pada Minggu (19/10) di Bangkok. Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia berada di Grup A yang terdiri dari Thailand, Kamboja, dan Singapura, sementara Malaysia bersama Vietnam, Myanmar, dan Filipina terklasifikasi di Grup B.
Sebagaimana dikenal luas, tantangan di Grup B sangat signifikan, dengan Vietnam, Myanmar, dan Filipina masing-masing menduduki peringkat dunia 37, 39, dan 56. Hal ini membuat Cornelli merasa bahwa Malaysia harus berjuang lebih keras untuk bersaing dengan lawan-lawannya.
Pembagian Grup SEA Games 2025 yang Kontroversial untuk Tim Malaysia
Grup B yang diisi oleh Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Filipina dinilai sangat menantang. Cornelli mempertanyakan keadilan dalam pengundian, mengingat tim-tim lain di Grup A seperti Kamboja dan Singapura memiliki peringkat yang jauh lebih rendah. Hal ini membuat persaingan di Grup B terlihat sangat tidak seimbang.
“Di grup lain, juga hanya Thailand yang berada di peringkat dunia yang tinggi,” lanjut Cornelli. “Jadi saya tidak bisa mengerti mengapa grup kami harus ditempatkan di situasi seperti ini,” ujarnya mempertegas kebingungan dan ketidakpuasannya atas hasil pengundian tersebut.
Meski mencemaskan posisi grupnya, Cornelli mengungkapkan optimisme timnya dalam meraih hasil positif. Seluruh fokus sekarang adalah meningkatkan aspek teknis dan mental para pemain menjelang ajang tersebut. Ini menunjukkan bahwa tim tidak hanya bersiap fisik, tetapi juga mental menjelang pertandingan yang akan datang.
Strategi dan Persiapan Timnas Malaysia Putri Jelang SEA Games 2025
Untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang ada, Malaysia akan melakukan dua pertandingan persahabatan melawan Hong Kong. Cornelli menganggap ini sebagai langkah penting untuk mengevaluasi dan memperbaiki permainan timnya sebelum berlaga di SEA Games 2025.
Dalam tenis persahabatan tersebut, para pemain diharapkan dapat menunjukkan kemajuan dalam taktik dan kerjasama tim. Cornelli percaya bahwa pengalaman dalam pertandingan persahabatan dapat berkontribusi besar bagi kekuatan tim saat memasuki SEA Games nanti.
Dengan semua pemain menunjukkan perkembangan yang bagus, Cornelli berharap dapat mengantarkan Malaysia meraih kesuksesan di turnamen mendatang. Kerja keras dan semangat yang tinggi menjadi kunci untuk menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat.
Perjalanan Timnas Putri Indonesia Menjelang SEA Games 2025
Sementara Malaysia menghadapi tantangan berat, Timnas Putri Indonesia tampil penuh ambisi setelah tidak ikut serta di edisi sebelumnya. Dalam dua tahun terakhir, Garuda Pertiwi telah membangun kekuatan dengan memperbaiki kompetensi tim secara keseluruhan.
Dengan perbaikan yang signifikan, tim Indonesia kini siap untuk memberikan kejutan. Meskipun berada di Grup A yang juga tidak kalah menantang, mereka berharap dapat bersaing dan mungkin meraih medali.
SEA Games 2025 menjadi ajang penting bagi Indonesia dalam membuktikan kemajuan tim. Seluruh elemen dari pengurus hingga pemain memiliki visi yang sama untuk tampil sebaik mungkin di turnamen regional tersebut.
Sejarah dan Dominasi Vietnam dalam Sepak Bola Perempuan di Asia
Vietnam selama ini dikenal sebagai raja sepak bola perempuan di Asia Tenggara, dengan koleksi delapan medali emas di ajang SEA Games. Prestasi ini tidak terlepas dari pengembangan yang sistematis dan dukungan yang kuat dari federasi sepak bola setempat.
Thailand mengikuti dengan lima medali emas, menunjukkan kuatnya rivalitas di antara kedua negara. Daya saing di level regional sangat tinggi, dan setiap edisi SEA Games merupakan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan masing-masing tim.
Dalam konteks ini, Malaysia dan Indonesia ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat bersaing di level atas. Melihat prestasi yang ada, dapat dikatakan bahwa perjalanan menuju puncak masih panjang, tetapi optimisme dan persiapan yang baik adalah langkah awal yang tepat.