Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, salah satunya adalah biawak. Keberadaan biawak bukan hanya penting bagi ekosistem, tetapi juga berkontribusi pada ekonomi melalui perdagangan kulitnya yang menjadi komoditas ekspor.
Dengan kuota yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah pemanfaatan biawak untuk ekspor terus meningkat. Mareka diizinkan untuk memperdagangkan 476.000 ekor biawak tahun ini, dengan mayoritasnya diperuntukkan bagi industri fesyen yang memerlukan bahan baku kulit.
Terlepas dari potensi ekonominya, penting untuk menjalankan praktik yang berkelanjutan agar populasi biawak tetap terjaga. Keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dan pelestarian lingkungan harus menjadi fokus utama.
Mengapa Biawak Begitu Penting bagi Ekosistem?
Biawak air, atau Varanus salvator, memegang peran penting dalam rantai makanan. Mereka adalah predator oportunistik yang menjaga keseimbangan ekosistem dengan memangsa berbagai hewan, mulai dari ikan hingga burung kecil.
Pakar lingkungan menjelaskan bahwa biawak membantu membersihkan sisa-sisa bangkai, yang penting untuk kesehatan alam. Kehadiran mereka di alam membantu menjaga populasi hewan lain tetap seimbang.
Namun, interaksi antara biawak dan manusia semakin sering terjadi, terutama di area urban. Di banyak tempat, biawak mulai memasuki permukiman karena berkurangnya habitat alami mereka.
Pentingnya Perdagangan Berkelanjutan dan Regulasi yang Ketat
Perdagangan internasional biawak diperbolehkan di bawah pengawasan ketat. Walaupun status konservasi mereka di tingkat global terdaftar sebagai Least Concern, pemerintah harus tetap bersikap hati-hati terhadap perdagangan ini.
Kuota perdagangan biawak yang ditentukan harus berbasis ilmiah untuk mencegah dampak negatif terhadap populasi mereka. Selain itu, masyarakat lokal yang mengandalkan perdagangan ini juga harus mendapatkan bagian yang adil dari keuntungan tersebut.
Pemburu biawak yang beroperasi ilegal dapat merusak keuntungan yang dapat diperoleh dari perdagangan yang legal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, regulasi yang jelas dan ketat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan industri ini.
Ancaman terhadap Populasi Biawak dan Keberlangsungan Mereka
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa populasi biawak di Asia Tenggara terancam oleh perdagangan kulitnya. Penelitian ini menyebutkan bahwa kerusakan habitat juga memperburuk kondisi ini dan berpotensi memicu kepunahan.
Banyak biawak yang ditangkap untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan tidak selamat sampai ke negara tujuan. Hanya sebagian kecil dari biawak yang berhasil mencapai pasar, mencerminkan adanya masalah dalam praktik perdagangan.
Penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat terkait dengan pentingnya keberadaan biawak dalam ekosistem. Solusi jangka panjang akan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk melindungi spesies ini.
 
			 
                             
                            