Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah melakukan rotasi penting dalam struktur kepolisian dengan menarik kembali Irjen Yassin Kosasih. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan kepolisian tetap optimal dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Penarikan Kosasih dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, tercantum dalam Surat Telegram Kapolri nomor: ST/278/XII/KEP./2025, yang ditandatangani oleh Asisten Kapolri Bidang SDM, Irjen Anwar. Dalam surat tersebut, Kosasih ditugaskan untuk mengemban posisi baru sebagai agen Intelijen Kepolisian Utama TK. I Baintelkam Polri.
Rotasi ini juga menandai perubahan strategis lainnya, di mana Sigit melakukan rotasi terhadap Komjen I Ketut Suardana dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia sebagai Pati Itwasum Polri menjelang masa pensiun. Perubahan ini diharapkan dapat menghadirkan pembaruan dan penyegaran dalam jajaran kepemimpinan di kepolisian.
Penunjukan dan Rotasi Jabatan Baru di Kepolisian
Selanjutnya, Kapolri menunjuk Irjen Edy Murbowo yang sebelumnya menjabat Kakorbinmas Baharkam Polri untuk mengisi posisi Kapolda NTB. Langkah ini merupakan bagian dari strategi inovatif dalam mengelola posisi-posisi kunci di Polri agar lebih responsif terhadap tantangan yang ada.
Posisi yang ditinggalkan oleh Edy Murbowo kemudian diisi oleh Brigjen Kalingga Rendra Raharja, yang bergeser dari jabatannya sebagai Auditor Kepolisian Utama Tingkat II Itwasum Polri. Keputusan ini diharapkan dapat membawa perspektif baru dan persepsi yang lebih baik dalam manajemen risiko di kepolisian daerah.
Selain perubahan di tingkat Kapolda, terdapat juga mutasi terhadap tujuh Wakapolda dari berbagai provinsi, mulai dari Bangka Belitung hingga Papua Barat. Langkah ini menunjukkan keberlanjutan dan dorongan untuk memperkuat kehadiran Polri di seluruh wilayah Indonesia.
Dampak Mutasi Bagi Kualitas Pelayanan Polri
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyampaikan bahwa melalui mutasi ini, diharapkan kinerja Polri semakin solid dalam memberikan pengamanan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini menjadi penting mengingat tantangan keamanan yang semakin kompleks di era modern.
Trunoyudo menekankan perlunya adaptasi dan respons yang cepat terhadap perkembangan situasi. Dengan pengisian jabatan yang tepat, Polri diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, sehingga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian tetap terjaga.
Lebih jauh, Trunoyudo menambahkan bahwa mutasi ini bertujuan untuk menjamin bahwa setiap anggota Polri dapat beradaptasi dengan berbagai situasi keamanan yang mungkin terjadi. Keberadaan pemimpin yang paham dengan kondisi lapangan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas operasional pada tingkat daerah.
Strategi Polri dalam Menghadapi Tantangan Keamanan Nasional
Melihat perkembangan situasi keamanan di Indonesia, Kapolri perlu memastikan bahwa personil Polri memiliki kemampuan dan kesiapan yang memadai. Hal ini mencakup pelatihan yang berkelanjutan dan pembaruan pengetahuan di bidang teknologi informasi dan intelijen.
Dalam konteks ini, posisi intelijen menjadi sangat krusial. Sejalan dengan penunjukan Irjen Kosasih ke Baintelkam, Polri berharap dapat memperkuat kemampuan analisis dan pengolahan informasi yang diperlukan untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman yang muncul. Ini juga mencakup ancaman yang berkaitan dengan terorisme dan kejahatan terorganisir.
Selain itu, sinergi dengan berbagai instansi lain, baik di level nasional maupun internasional, harus terus diperkuat. Kerjasama lintas sektoral dapat menghasilkan strategi yang lebih komprehensif dalam menjaga keamanan, sehingga melindungi masyarakat dari potensi bahaya.