Candi Plaosan Lor Dipugar untuk Tingkatkan Pengalaman Pengunjung di Kawasan Bersejarah

Situs Candi Plaosan Lor yang terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sedang dalam proses pengembangan setelah selesainya pemugaran Candi Perwara Deret II No. 19. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengunjung di tempat yang terkenal dengan candi kembarnya tersebut.

Pengembangan ini tidak hanya berfokus pada aspek fisik bangunan, tetapi juga melibatkan pemberdayaan masyarakat lokal. Dengan demikian, para penduduk sekitar dapat ikut serta dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada.

Mengacu pada rilis resmi yang diterima, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, mengungkapkan bahwa Candi Perwara Deret II No. 19 memiliki ukuran 4,89 meter persegi dengan tinggi mencapai 7,26 meter. Proses pemugaran telah dilakukan secara bertahap, melibatkan tenaga ahli dan pekerja lokal yang terdiri dari berbagai bidang.

Pemugaran Candi Perwara yang Melibatkan Tenaga Ahli Lokal

Proses pemugaran candi ini melibatkan 32 orang tenaga ahli, termasuk arkeolog, konservator, dan teknisi pemetaan. Pengerjaan yang berlangsung selama 11 bulan ini merupakan bagian dari kampanye pelestarian kebudayaan di kawasan tersebut.

Keberhasilan pemugaran ini menjadi momen penting, mengingat ini adalah purna pugar ke-27 yang dilakukan oleh Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) X. Dengan pemugaran tersebut, diharapkan dapat lebih memperkaya informasi mengenai sejarah dan nilai budaya Candi Plaosan Lor.

Seluruh proses ini bertujuan untuk tidak hanya melestarikan fisik bangunan, tetapi juga memberikan makna mendalam bagi masyarakat setempat. Dengan melibatkan berbagai kalangan, pelestarian budaya kini menjadi tanggung jawab bersama.

Peran Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelestarian Budaya

Pemugaran ini juga menjadi media untuk memberdayakan masyarakat di sekitar candi. Mereka dilibatkan secara langsung dalam proses konservasi, sehingga memiliki rasa kepemilikan atas warisan budaya yang ada.

Restu Gunawan mengharapkan bahwa masyarakat akan lebih memahami pentingnya menjaga warisan budaya. Hal ini tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi melalui sektor pariwisata.

Melalui program-program edukasi, masyarakat didorong untuk mengenali sejarah dan nilai dari candi tersebut. Dengan begitu, mereka dapat berkontribusi aktif dalam menjaga serta mengembangkan situs Candi Plaosan Lor.

Proyek Penataan Lanskap yang Meningkatkan Pengalaman Pengunjung

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, berkesempatan meresmikan hasil pemugaran dan meletakkan batu pertama untuk pengembangan lanskap di Candi Plaosan Lor. Penataan ini dimulai dari pintu masuk dan area parkir, yang dirancang dengan konsep yang lebih menyatu dengan budaya setempat.

Penataan ini bukan sekadar fisik, melainkan bertujuan untuk menciptakan pengalaman budaya yang mendalam bagi para pengunjung. Fadli menjelaskan bahwa diharapkan setiap orang yang datang akan dapat memahami cara hidup yang melahirkan candi ini.

Dengan adanya penataan lanskap ini, pengalaman pengunjung diharapkan tidak hanya terfokus pada keindahan visual, tetapi juga pada pemahaman akan warisan budaya yang kaya. Setiap langkah dalam proyek ini diharapkan mampu menghadirkan nilai lebih dalam kunjungan ke candi.

Secara keseluruhan, pengembangan Candi Plaosan Lor mencerminkan komitmen untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya. Dengan memadukan pemugaran yang cermat dan pemberdayaan masyarakat, proyek ini berpotensi membawa manfaat luas bukan hanya bagi pengunjung, tetapi juga untuk masyarakat lokal. Ini adalah langkah positif menuju pelestarian yang berkelanjutan yang dapat dinikmati untuk generasi mendatang.

Kombinasi antara tradisi dan inovasi dalam proyek pengembangan ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat berlangsung seiring dengan modernisasi. Semua elemen ini diharapkan akan menciptakan destinasi budaya yang tidak hanya indah, tetapi juga edukatif.

Related posts