Lembaga Sensor Film (LSF) melakukan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas literasi tontonan di Indonesia. Peluncuran maskot “Mama Culla,” Iklan Layanan Masyarakat (ILM), dan sisipan penggolongan usia penonton yang terbaru menjadi bagian penting dari upaya ini.
Dalam kolaborasi yang erat dengan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), LSF menunjukkan komitmennya dalam menyukseskan Gerakan Bioskop Sadar Sensor Mandiri (GBSSM). Melalui inisiatif ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan memilih tayangan yang sesuai dengan usia penonton.
Tujuan dari gerakan ini tidak lain untuk memperkuat budaya literasi film di masyarakat. LSF berupaya memberikan akses informasi yang lebih baik sehingga anak-anak terlindungi dari konten yang tidak sesuai dan masyarakat dewasa bisa memilih tontonan dengan lebih bijaksana.
Peran LSF dalam Memperkuat Literasi Tontonan di Masyarakat
Ketua LSF, Naswardi, menggarisbawahi bahwa tugas LSF mencakup penelitian, penilaian, dan pengklasifikasian film sesuai dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman. Dengan perubahan ini, proses sensor film tidak lagi sebatas pemotongan atau pemburaman, tetapi memberikan panduan yang jelas untuk usia penonton.
LSF kini mengklasifikasikan film ke dalam beberapa kategori: semua umur, 13+, 17+, dan 21+. Dengan adanya klasifikasi ini, diharapkan orang tua dan pengasuh dapat lebih mudah menilai apakah suatu film cocok untuk anak-anak mereka.
Naswardi menambahkan bahwa semua pihak, termasuk pengusaha bioskop, pembuat film, pemerintah, dan penonton, memiliki tanggung jawab yang sama dalam membangun ekosistem perfilman yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa sensor film adalah kolaborasi yang melibatkan banyak pemangku kepentingan.
Menjawab Tantangan Tontonan di Era Digital
Dalam era digital saat ini, tantangan yang dihadapi oleh LSF semakin kompleks. Banyaknya konten yang mudah diakses membuat pentingnya literasi tontonan semakin mendesak. Literasi di sini bukan hanya soal memahami film, tetapi juga kritis terhadap konten yang ditawarkan.
LSF berupaya menyediakan berbagai sumber informasi, termasuk panduan bagi orang tua untuk memilih film yang sesuai. Dengan demikian, orang tua dapat berperan aktif dalam pendidikan anak mengenai media dan informasi.
Inisiatif GBSSM diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk menjadi pengguna yang lebih cerdas. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan lebih sadar akan pentingnya memilih tontonan yang sehat dan mendidik.
Meningkatkan Kesadaran Melalui Iklan Layanan Masyarakat
Peluncuran ILM adalah langkah lain yang diambil untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Iklan ini dirancang untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya sensor mandiri. Melalui ILM, LSF ingin menekankan bahwa memahami klasifikasi film adalah bagian dari literasi orang tua.
Iklan ini bukan hanya berupa informasi, tetapi juga menggugah emosi agar masyarakat lebih peduli pada tontonan yang dikonsumsi. Dengan pendekatan yang lebih menarik, diharapkan pesan ini bisa sampai kepada berbagai kalangan.
Selain itu, ILM juga menjelaskan beberapa tips untuk memilih film yang tepat. Ini akan memberikan panduan praktis bagi orang tua sekaligus meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab yang dimiliki dalam memilih tontonan untuk anak-anak.