Kisah Tim Evakuasi Santri Terjebak Runtuhan Pesantren Selama 48 Jam

Syahlendra Haical R. A (13), salah satu santri yang menjadi korban ambruknya gedung di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, berhasil dievakuasi setelah terjebak selama lebih dari 48 jam. Proses evakuasi Haical berlangsung sangat menegangkan, dengan petugas menggunakan metode yang hati-hati untuk menyelamatkannya.

Petugas melakukan berbagai upaya untuk membuka akses ke tempat Haical terjebak. Keberanian dan kekuatan semangat tim penyelamat sangat diperlukan dalam situasi yang sulit ini, menunjukkan dedikasi dalam memberikan bantuan kepada korban yang terjebak.

Pada Rabu sore, Haical ditemukan dalam kondisi lemas, tetapi masih sadar dan mampu memberikan sedikit respons. Hal ini menunjukkan harapan di tengah situasi yang sangat dramatis dan memprihatinkan.

Proses Evakuasi yang Menegangkan dan Menantang

Evakuasi Haical dilakukan secara lambat dan hati-hati karena reruntuhan bangunan yang menghalangi akses. Petugas perlu mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk membuka tunnel atau lubang tanah untuk menciptakan jalur evakuasi.

Selama proses evakuasi, tim penyelamat berusaha menjalin komunikasi dengan Haical dan korban lain, Yusuf, yang juga terjebak. Interaksi ini penting untuk menjaga semangat mereka agar tetap bertahan selama menunggu penyelamatan.

Komunikasi yang baik antara petugas dan korban membantu menenangkan situasi yang tegang. Setiap kata yang terucap menjadi penguat dalam momen-momen kritis seperti ini, di mana ketakutan dan harapan bersatu menjadi satu.

Identifikasi dan Kondisi Korban Setelah Dievakuasi

Direktur RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo menyatakan bahwa Haical dalam kondisi cukup baik setelah evakuasi. Meskipun mengalami beberapa luka ringan, ia menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang cukup baik.

Setelah dievakuasi, Haical langsung mendapatkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Tim medis melakukan observasi terhadap kondisinya untuk memastikan tidak ada yang serius.

Royani, seorang anggota tim rescue, memberikan penjelasan mengenai proses evakuasi yang dia lakukan. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga kesabaran dan semangat selama momen-momen sulit ini. Semua berdoa agar para santri lainnya juga dapat ditemukan dengan selamat.

Kronologi Kejadian Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny

Pada Senin sore, gedung tiga lantai yang termasuk musala di Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk. Pada waktu itu, ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar secara berjemaah, menambah kepanikan saat kejadian terjadi.

Saat bangunan runtuh, banyak santri yang berada di dalam gedung langsung terjebak. Kejadian ini menggerakkan banyak pihak untuk berusaha keras dalam mengevakuasi korban yang terkurung di dalam reruntuhan.

Proses evakuasi tidak hanya melibatkan tim rescue, tetapi juga dukungan dari masyarakat sekitar. Dengan kerjasama semua pihak, upaya penyelamatan dioptimalkan untuk mengurangi jumlah korban.

Akhirnya, hingga Rabu sore, sebanyak 104 orang korban berhasil dievakuasi. Di tengah upaya pencarian, ada kabar duka, di mana beberapa di antara mereka dilaporkan meninggal. Situasi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan keamanan saat menggunakan gedung yang sedang dalam tahap pembangunan.

Related posts